momobil.id – BYD Motor Indonesia resmi merilis tiga mobil listrik barunya di Indonesia, yakni BYD Dolphin, BYD Seal, dan BYD Atto 3. Ketiga mobil listriknya ini menggunakan baterai lithium ferro phosphate (LFP) sebagai sumber tenaganya. Lantas, apa alasan BYD menggunakan baterai jenis LFP pada seluruh lini mobil listriknya?
Luther T. Pandjaitan selaku Head of Marketing Communication BYD Motor Indonesia mengatakan bahwa BYD cenderung menggunakan baterai LFP dibandingkan dengan baterai sel nikel atau NMC (Nickel Manganese Cobalt). Hal ini berkaitan dengan masalah keamanan pada baterai mobil.
“Tentunya pertimbangan paling utama adalah soal safety (keamanan). Karena berdasarkan riset kita, baterai LFP itu memiliki tingkat probability dan possibility untuk mencapai heat (suhu panas tertentu) yang sangat rendah jika dibandingkan dengan sel baterai yang lain,” ungkap Luther dilansir dari CNN Indonesia.
BYD sendiri telah melakukan pengujian panjang dan riset baterai, dan hasilnya baterai LFP lebih aman dibandingkan dengan nikel. Baterai LFP sendiri dinilai memiliki ketahanan yang baik, serta tidak mudah terbakar seperti baterai nikel pada umumnya.
Baca Juga: BYD Dolphin, Mobil Listrik Entry-Level BYD di Indonesia
BYD Blade Battery
Blade Battery merupakan nama dari baterai LFP yang digunakan oleh BYD pada mobil listriknya. Baterai ini memiliki bentuk yang pipih, lurusm dan panjang seperti pisau. Dengan bentuk yang ringkas, BYD mengklaim bahwa baterai ini mampu menghemat ruang hingga 50%.
BYD Blade Battery dikembangkan dengan keamanan maksimum serta menawarkan daya jelajah dan kekuatan yang tinggi. Usia pakai baterai ini juga diklaim lebih panjang. Seperti baterai LFP pada umumnya, Blade Battery diklaim tidak mudah terbakar karena memiliki stabilitas termal yang baik dan bebas dari kobalt.
Teknologi baterai yang dikembangkan BYD ini juga memiliki sejumlah keunggulan lain. Diantaranya rentang hidup sekitar 3000 kali pengisian daya atau 1.200.000 km, dan telah mengalami uji kondisi ekstrim seperti sitekuk, dipanaskan, diisi berlebihan hingga 260 persen, serta dihancurkan. Itulah alasan BYD menggunakan baterai LFP dengan teknologi Blade Battery pada mobil listriknya.