momobil.id – Mengendarai mobil transmisi manual memang memiliki sensasi tersendiri dibanding mengemudikan mobil tranmisi otomatis. Bagi pecinta mobil manual, tentu pernah merasakan gigi transmisi manual sulit masuk yang bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Gigi mobil transmisi manual sulit masuk bisa dikarenakan beberapa penyebab. Seperti dilansir GridOto, setidaknya ada lima penyebab yang membuat pengemudi sulit mengoper gigi pada transmisi manual.
Kopling tak terlepas sepenuhnya
Hal ini dapat terjadi akibat komponen kopling tidak disetel dengan benar atau ada kebocoran pada sistem hidrolik kopling.
Garpu pemindah gigi aus, retak, atau longgar
Jika garpu pemindah gigi (shift fork) bermasalah, maka synchronizer tidak dapat bergerak sebagaimana mestinya sehingga menyulitkan atau bahkan gigi tidak dapat masuk sama sekali.
Synchronizer sudah aus
Jika synchronizer ring sudah aus, maka ring tersebut tidak dapat menyesuaikan kecepatan gear sehingga menyulitkan penggantian gigi.
Pelumasan tidak sempurna
Kebanyakan mobil manual saat ini memiliki synchronizer ring yang dilapisi material khusus yang membutuhkan pelumasan baik agar dapat bekerja dengan sempurna.
Input atau main shaft longgar dan bergeser
Input atau main shaft yang tidak sesuai posisinya akan membuat gear tidak lurus dengan synchronizer sehingga membuat pergantian gigi sulit atau tidak bisa dilakukan sama sekali.
Baca juga: Benarkah AC Double Blower Lebih Dingin dari Single Blower?
Adapun selain lima penyebab tersebut, pengemudi juga sebaiknya mengetahui beberapa kesalahan dasar ketika mengendarai mobil manual.
Pertama, kaki selalu standby pada pedal kopling. Meski dianggap hanya sekedar menempel saja, tetapi hal ini bisa menyebabkan kopling cepat aus. Jadi sebaiknya kaki diistirahatkan saja dari pedal kopling, ketika mobil sedang melaju.
Kemudian, menginjak pedal kopling tidak sampai penuh ketika melakukan perpindahan gigi, yang dapat menyebabkan dog clutch cepat rusak. Selain itu, jika pengemudi tidak menyesuaikan kecepatan dengan gigi, maka hal ini dapat menyebabkan boros bahan bakar dan mobil kehilangan tenaga, atau sederhananya menggunakan gigi tinggi di kecepatan rendah atau malas mengganti posisi gigi transmisi.