momobil.id – Ban merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting dalam keamanan dan kenyamanan berkendara. Selain ban orisinil keluaran pabrikan, masyarakat membeli ban vulkanisir sebagai alternatif karena harganya yang cukup terjangkau. Sebelum mengganti ban vulkanisir, ketahui kekurangan, kelebihan, serta ciri-cirinya di bawah ini!
Pengertian Ban Vulkanisir dan Ciri-Cirinya
Ban vulkanisir merupakan ban bekas yang alurnya sudah gundul atau menipis, namun dilapisi kembali dengan potongan material karet berserat lain sehingga tampak baru. Setelah dilakukan proses pelapisan dan finishing, ban vulkanisir memiliki bentuk dan desain yang mirip dengan ban orisinil.
Meskipun terlihat seperti ban baru, terdapat perbedaan yang cukup kentara pada ban vulkanisir. Ban jenis ini memiliki panjang karet sisa yang lebih panjang, sementara ban orisinal memiliki panjang karet-karet sisa yang pendek.
Selain itu, perbedaan ban orisinil dengan vulkanisir juga terletak pada logo indikator keausan atau ITW. Pada ban vulkanisir, logo ITW terletak sejajar dengan alur ban. Sementara ban orisinil memiliki logo ITW yang terletak di bagian pinggir berdekatan dengan tapak ban.
Kelebihan dari Ban Vulkanisir
Ban vulkanisir memiliki sejumlah kelebihan, terutama soal harga. Jenis ban ini memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan ban orisinil baru.
Ketersediaan dari ban vulkanisir juga cukup beragam di pasaran dan mudah ditemukan di pinggir jalan. Calon pembeli dapat menemukan jenis ban ini dalam berbagai ukuran, sehingga memberikan pilihan yang luas.
Seperti yang disebutkan, ban vulkanisir merupakan ban bekas yang direparasi. Jika ban vulkanisir diolah dengan baik, jenis ban ini bisa menjadi solusi dari masalah lingkungan akibat ban bekas yang tidak lagi digunakan.
Baca Juga: Lakukan Hal Ini untuk Mencegah Ban Mobil Pecah saat Mudik
Kekurangan Ban Vulkanisir
Meskipun harga lebih murah, kualitas dari ban vulkanisir tidak bisa disamakan dengan ban orisinil yang baru. Berikut ini merupakan kekurangan dari ban vulkanisir.
1. Kenyamanan Berkendara Berkurang
Penggunaan ban vulkanisir berpengaruh terhadap kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban vulkanisir memiliki permukaan yang lebih keras ketimbang ban orisinil. Hal ini tentunya sangat berpengaruh, terutama jika digunakan di jalan yang rusak dan bergelombang. Tidak hanya itu, penggunaan di jalan yang rusak dan berlubang juga memicu benjolan pada ban.
2. Usia Ban Lebih Pendek dan Rentan Pecah
Pada dasarnya, ban vulkanisir merupakan ban bekas dengan alur yang sudah tipis kemudian dilapisi karet. Hal ini membuat kekuatan dari ban vulkanisir tidak sebaik ban orisinil. Pada umumnya, ban vulkanisir memiliki daya tahan 60-70% dari kondisi ban asli. Usia dari jenis ban tersebut tergolong cukup pendek, mencapai 1-2 tahun.
Kondisi tapak ban yang diukir kembali juga menyebabkan permukaan ban semakin tipis. Hal ini membuat ban rentan bocor, bahkan sobek. Ban vulkanisir yang diberi tekanan angin tidak sesuai berisiko pecah saat digunakan.
3. Kendaraan Tidak Stabil
Penggunaan ban vulkanisir membuat keseimbangan kendaraan tidak stabil. Hal ini dikarenakan posisi tapak ban pada ban vulkanisir tidak seimbang. Posisi tapak ban tidak seimbang diakibatkan oleh pemasangan secara manual atau ala kadarnya.
4. Memiliki Daya Cengkram yang Rendah
Ban vulkanisir memiliki daya cengkram yang lebih rendah sehingga cukup berisiko, terutama pada jalanan yang licin. Jika jahitan dan lem pada tapak ban terkelupas, mobil akan sulit dikendalikan dalam kecepatan tertentu dan berpotensi tergelincir.