momobil.id – Fungsi seat belt akan sangat terasa bagi pengemudi dan penumpangnya jika sebuah mobil mengalami benturan keras. Karena itu, penting bagi pemilik mobil mengetahui seputar tips seat belt dan cara kerja seat belt terutama pada tipe pretensioner.
Seat belt tipe pretensioner memang bukan teknologi baru di dunia otomotif. Saat ini, beberapa model mobil dari berbagai pabrikan sudah banyak yang menyematkan teknologi ini pada bagian seat belt. Namun belum semua orang memahami secara jelas bagaimana cara kerja seat belt tipe ini.
Pada dasarnya, seat belt pretensioner menggunakan sensor yang sama dengan air bag ketika terjadi benturan. Karena itu, seat belt pretensioner diklaim lebih canggih lantaran mampu lebih maksimal mencegah terjadinya benturan.
Ketika air bag mengembang, seat belt pretensioner akan langsung mengencang guna menjaga posisi tubuh tidak terhempas. Beberapa detik kemudian, seat belt secara otomatis akan mengendur sendiri. Cara kerja seat belt pretensioner menggunakan gas atau senyawa campuran kimia yang bisa bereaksi.
Saat terjadi benturan keras, pemantik akan membuat zat kimia bereaksi yang membuat seat belt mengencang. Jika benturan terjadi pada kecepatan rendah, maka mekanisme seat belt pretensioner akan bekerja sendiri tanpa air bag.
Karena itu, penting bagi pemilik mobil untuk mengecek kondisi seat belt setelah terjadi benturan. Ini merupakan tips merawat seat belt yang harus diketahui lantaran tipe pretensioner merupakan seat belt sekali pakai. Artinya, jika mobil mengalami tabrakan, maka yang harus diganti tak hanya air bag saja melainkan juga seat belt pretensioner.
Baca juga: Begini Cara Jual Mobil Over Kredit Sesuai Aturan
Lalu, berapa total biaya perbaikan air bag dan pretensioner? Sebagai gambaran, biaya perbaikan pada tahun 2015 untuk sebuah Toyota Avanza membutuhkan lebih dari Rp25 juta untuk mengganti air bag pengemudi dan penumpang depan, serta seat belt pretensioner.
Adapun untuk seat belt biasa alias non pretensioner pada dasarnya tak ada usia pakai selama masih bisa digunakan setiap harinya. Biasanya, masalah umum pada seat belt seperti sabuk longgar, tergulung, atau retractor yang macet. Namun jika mobil pernah mengalami tabrakan, terutama dari depan, maka seat belt biasa juga wajib diperiksa kondisinya karena ada kemungkinan fungsinya sudah berkurang untuk menahan tubuh agar tak terhempas.
Sumber gambar: Wall Street Journal